Memilukan! Tinggal Bersama Tante Yang Sakit Jiwa, Anak Ini Harus Bekerja Dan Asuh Adiknya
Masyarakat di Tangerang tersita
perhatiannya oleh dua bocah yang kondisinya sangat memprihatinkan. Bocah
bernamaernama Soni (14 tahun) dan Marcel (3 tahun) tinggal di sebuah rumah
yang kondisinya hampir ambruk di Perumahan Bugel Mas Indah Blok D2 RT 05/05
Kelurahan Bugel Kecamatan Karawaci Kota Tangerang.
Lantaran sudah tidak bersama dengan kedua orangtuanya, Soni
sebagai kakak berusaha menghidupi adiknya yang masih kecil. Adapun ibunya telah
meninggalkan mereka dan menikah dengan pria lain. Sementara sang ayah sudah
lama meninggal dunia lantaran komplikasi penyakit. Kedua bocah itu pun tinggal
bersama dengan tantenya yang diketahui mengidap gangguan kejiwaan.
“Informasi yang kami
terima, anak anak itu tinggal bersama dengan tantenya. Tapi tantenya diindikasi
sedikit mengalami gangguan jiwa,” ujar
Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Rahmat Hadis, seperti yang dikutip dari
Merdeka, Rabu (4/1).
Lantaran kondisi tersebut, Soni terpaksa putus sekolah dan
bekerja di sebuah warung kopi. Soni sendiri memiliki dua adik lainnya, namun
mereka dibawa oleh sang ibu, Mariska. Meski belasan tahun, Soni berusaha
bertanggung jawab untuk menghidupi adiknya yang masih kecil.
“Ibu pergi sudah setahun. Tapi
masih suka datang, cuma jarang jarang. Saya kerja di warung kopi, sehari dapat
Rp 10.000. Ada tante juga di rumah,” ucap Soni pelan.
Soni begitu berharap bisa bersama-sama dengan ibunya dan ia tak
habis pikir mengapa sang ibu meninggalkan ia beserta adiknya.
“Pengen ibu datang jemput dan hidup bareng-bareng,” katanya lirih.
“Pengen ibu datang jemput dan hidup bareng-bareng,” katanya lirih.
Dari penuturan Teti yang
menjadi tetangganya, Marcel (3 tahun) kerap mengalami kekerasan oleh tantenya
yang bernama Desi.
“Tantenya stres sudah lama,
suka ngamuk-ngamuk sendiri. Marcel pernah diangkat-angkat kakinya,
dipelintir-pelintir, dibawa dan digeletakkan begitu saja di jalan,” katanya.
Akibatnya, Marcel mengalami
gangguan pertumbuhan seperti tidak bisa berjalan ataupun berbicara. Ia hanya
akan memberi isyarat dengan tangan ketika menginginkan sesuatu.
“Kalau jalan, dia harus
merangkak. Kakinya agak bengkok, mungkin karena pernah dipelintir,” tambah Teti.
Warga sekitar pun berusaha membantu Soni dan Marcel dengan
memberikan makan ataupun memandikan Marcel secara diam-diam. Ini karena
tantenya akan ngamuk jika mengetahui hal tersebut.
“Ya kalau makan dia suka ke rumah tetangga. Kadang suka sedih, melihat pakaiannya kotor, tidak mandi berhari-hari. Biaya listrik dan air juga ditanggung warga lewat kas RT,” katanya.
“Ya kalau makan dia suka ke rumah tetangga. Kadang suka sedih, melihat pakaiannya kotor, tidak mandi berhari-hari. Biaya listrik dan air juga ditanggung warga lewat kas RT,” katanya.
Warga pun sebenarnya sudah bertindak, salah satunya seperti yang
dilakukan oleh Agus, tetangganya. Ia telah melaporkan kepada Kelurahan dan Dinas
Sosial. Hanya saja Marcel cuma dirawat sebentar dan dikembalikan lagi ke
tantenya.
“Sudah berkali-kali dilaporin,
cuma dirawat sebentar. Tidak ada kelanjutannya. Malah dibalikin lagi, sudah
tahu kondisinya begini,” katanya.
Kini Soni dan Marcel dibawa ke Dinas Sosial menuju rumah
singgah. Keduanya pun sementara akan diasuh dan tinggal di sana serta menjadi
tanggungan pemerintah daerah.
Comments
Post a Comment