Berkaca dari Tragedi Zahro Express, Teknik Uitemate Ini Efektif Saat di Dalam Air, Mudah Ditiru untuk Menyelamatkan Diri di Air
Pertistiwa
terbakarnya Kapal Motor Zahro Express membuat banyak pihak terpukul.
Sebanyak 23 penumpang meregang
nyawa akibat bencana yang terjadi di awal tahun 2017 itu.
Beberapa korban tewas
diakibatkan karena tenggelam.
Sebab, saat kejadian banyak
penumpang yang panik sehingga memilih terjun ke laut.
Ada penumpang yang berhasil
selamat, namun beberapa lainnya meninggal.
Sebenarnya, ada teknik khusus
agar tubuh bisa tetap mengambang dalam waktu yang cukup lama tanpa bantuan
pelampung.
Dikutip dari The Japan Times,
seorang peneliti asal Jepang bernama Hidetoshi Saitoh menemukan teknik
mengapung yang cukup efektif.
Teknik tersebut diberi nama
uitimate yang berarti mengapung.
Menurut sebuah survei yang
dilakukan oleh Badan Kepolisian Nasional, 803 orang di Jepang meninggal atau
hilang dalam kecelakaan yang berhubungan dengan air tahun lalu.
Dari
jumlah tersebut, lebih dari 47 persen berusia di atas 65 tahun, sedangkan
sisanya kebanyakan antara SMA usia pascasarjana dan 65 orang.
Hanya
44 orang di usia dibawah sekolah menengah pertama (SMP).
Untuk
mencegah banyaknya korban tenggelam, semakin banyak anak-anak di seluruh Asia
yang dilatih teknik ini.
Hidetoshi
Saitoh yang juga Wakil Presiden Universitas Teknik Nagaoka ini yakin kalau
teknik ini disebarluaskan, korban tewas akibat tenggelam akan berkurang.
Uitemate
berasal dari konsep bahwa banyak korban tewas karena tenggelam saat berpakaian
lengkap.
Pada
tahun 2008, ketika lima orang di Kota Kobe tenggelam di Sungai Toga selama
hujan badai berat.
Ajaibnya,
seorang siswa SD diselamatkan karena ia berhasil bertahan dengan memegang
ranselnya.
Teknik
Uitemate ini pada prinsipnya sangat sederhanya.
Yang harus ditanamkan ketika
sewaktu-waktu tenggelam ialah tetap tenang dan jangan panik.
Lalu, agar tubuh tetap bisa
mengambang, posisikan badan seperti terlentang, dengan wajah menghadap ke
langit.
Pastikan posisi wajah mulai
dari dagu hingga mata berada di atas permukaan air, dengan tujuan agar bisa
tetap bernafas.
Kedua tangan pun direntangkan.
Bila saat di dalam air
mengenakan alas kaki, jangan dilepas.
Sebab, sepatu akan membantu
tubuh agar tetap mengapung.
Bila menemukan benda semacam
botol plastik kosong, simpan kemudian dekap di bagian dada.
Benda tersebut akan membantu
agar tetap mengapung.
Teknik ini terbukti
menyelamatkan banyak nyawa saat kejdian tsunami di Jepang pada 11 Maret 2011,
tepatnya di kota pesisir Higashimatsushima.
Teknik ini terus diajarkan ke
sekolah-sekolah dasar di Jepang.
Sejak 2012, teknik ini juga
diajarkan di beberapa negara Asia, seperti Thailand, Sri Lanka dan Filipina.
Teknik ini juga telah
disebarkan di Indonesia.
Untuk lebih mudahnya,
perhatikan video di bawah ini:
Comments
Post a Comment